Peringatan Hari Disabilitas Internasional oleh Dinas Sosial Kota Kediri

Peringatan Hari Disabilitas Internasional oleh Dinas Sosial Kota Kediri

Daftar Isi

Hari Disabilitas Internasional, sebenarnya jatuh pada tanggal 3 Desember 2023. Namun, perayaan hari Disabilitas Internasional (HDI) Kota Kediri, dilaksanakan pada minggu kemarin (26/11). Berikut, cerita detil kali pertama Bu Windi mengikuti acara tersebut. Baca sampai selesai ya.

Hari Disabilitas Internasional

Jika dirunut, HDI ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Inggris, salah satu tempat disahkannya Undang-Undang yang memuat pengakuan hak-hak para penyandang disabilitas. Puncaknya, pada tahun 1992, bertepatan pada 4 oktober Hari Disabillitas Internasional ditetapkan oleh Majelis PBB. Sah ya.

hari disabilitas internasional

Indonesia, turut menjadi pendukung peringatan HDI. Pemerintah Indonesia, juga telah mengaturnya dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 Pasal 110 Ayat 2(b). Bahwa para penyandang disabilitas berhak mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi di segala aspek kehidupan.

Jelas, bahwa mereka berhak mendapatkan hak yang sama sebagai warga negara Indonesia. Peran kita sebagai manusia normal, harus paham akan hal tersebut. Yuk, bantu mereka (para penyandang disabilitas) mendapatkan haknya.

Kemeriahan Peringatan Hari Disabilitas Internasional (2023)

Hal pertama bagi Bu Windi. Mendampingi anak-anak inklusi dalam kegiatan yang diprakarsai oleh Dinas Sosial kota Kediri. Bermula dari undangan rapat bersama (16/11) di Dinsos, yang kemudian berjarak 10 hari (kurang lebih) kegiatan peringatan HDI di gelar.

HDI

Sangat memanusiakan manusia. Bahkan Bu Windi sampai terharu melihat kerja keras para panitia pelaksana. Mulai dari kegiatan jalan sehat, bagi-bagi doorprize, pemberian bantuan bagi penyandang disabilitas berat, pertunjukan dari beberapa penampilan anak inklusi serta penampilan Santaro Band yang personilnya adalah para penyandang disabilitas.

Acara ini dihadiri oleh PJ Dr. Ir. Zanariah, M.Si, selaku penanggung jawab wali kota kediri. Sambutan beliau penuh dengan harapan. Memberikan semangat untuk tetap berkarya dan menikmati hidup di tengah keterbatasan. Besar harapan, kota Kediri juga menyediakan fasilitas umum untuk para penyandang disabilitas agar mereka tetap bisa mandiri ketika berkunjung ke tempat-tempat umum.

Bu Windi jadi membayangkan, ketika mal-mal besar, pasar tradisional serta tempat umum lainnya ada akses khusus yang mempermudah para disabilitas, tentu akan memberikan kenyamanan bagi mereka. Bisa leluasa mengeskplore tempat lebih luas lagi di tengah keterbatasan mereka. Semoga program baik tersebut segera tercapai. Amiin

Para sponsor yang terlibat dalam perayaan hari disabilitas internasional oleh Dinas Sosial Kediri sangat banyak. Hampir merata, semua peserta yang hadir mendapatkan hadiah doorprise.

Tidak ada hadiah utama, tapi sangat membuat bahagia para peserta karena ada yang mendapatkan kompor gas, kipas angin, setrika, tumbler dan hadiah lainnya.

peringatan HDI oleh Dinas sosial kota kediri
Ya gimana tidak, yang Bu Windi ingat, kompor gas yang dibagikan saja ada 21 buah, 17 kipas angin, dan puluhan doorprize lainnya. Menyenangkan bukan ? selamat untuk teman-teman yang mendapatkan.

Alhamdulillah juga, dari sekolah kami juga dapat doorprize. Meski hanya dua nomor yang tembus, tetap alhamdulilah. Yang satu nomor dapat Tumbler ( berkat nomor undian 344), satu lagi berkat nomor 342 mendapatkan kipas angin. Yeay.

Sebuah Harapan di Hari Istimewa Disabilitas

Kalau diteliti, baru kali ini Bu Windi menghadiri acara disabilitas yang dikemas begitu apik. Merangkul seluruh peserta untuk turut memeriahkan hari mereka (para penyandang disabilitas)

Senyumnya, kebersamaan mereka, kegigihan mereka untuk tetap survive dengan segala keterbatasan memberikan warna bagi kami. Terutama para manusia normal yang diberikan anugerah fisik sempurna.

Masha Allah, betapa berwarnanya dunia ini. Terkadang, Bu Windi lalai untuk selalu bersyukur. Di luar sana, masih banyak juga teman-teman kita yang membutuhkan perhatian, kasih sayang, hidup layak dan minimal bisa merasakan kesejahteraan yang (seharusnya) sama kita rasakan.

Sangat sepakat, jika momen perayaan hari disabilitas ini harus dirayakan, disebarkan dan merangkul banyak pihak untuk tak patah semangat mengajak mereka melanjutkan kehidupan.

Mungkin, selama ini kita sungkan atau merasa canggung berkomunikasi dengan mereka. Sisi lain, sebenarnya mereka (para penyandang disabilitas) juga sangat welcome dan menerima. Bahwa keberadaan mereka adalah mutiara yang terpendam. Harus ada koneksi dan komunikasi bagi mereka, untuk menyuarakan hak-hak mereka.

Salah satu dari personil PERKUNI menyampaikan, ketika kami (para tunanetra) diberikan ruang untuk membaur dengan masyarakat, kami diterima sangat baik. Mereka sangat senang, diajak kolaborasi bersama dalam satu wadah pelatihan bermanfaat. Yang itu sebagai bekal mereka untuk mandiri.

Untuk para sponsor, terima kasih telah berbaik hati memberikan kebahagiaan di hari disabilitas internasional pagi para inklusi di kota Kediri. Applause buat bapak/ibu panitia semua. Kalian keren. Semua keren.

Santaro Band, Bagian Separuh Nafasnya

Mungkin, agak random dalam tulisan Bu Windi ini. Akan sayang bila bagian ini tak diceritakan. Ya, walau di atas juga sudah Bu Windi sebut tadi, hehehe.

Santaro Band, hadir di kota Kediri tepatnya sejak tahun 2018. Diprakarsai oleh Pak Paulus, yang jago ngedrum dan suaranya bagus kalau bernyanyi.

Ketika Bu Windi tahu talenta dan kemampuannya kali pertama. Sepadan, Santaro Band bisa dikenal banyak orang. Bakat para personilnya juga mumpuni, sangat tepat.

Santaro Band, adalah band lokal yang pemainnya para penyandang disabilitas. Yang saya ingat hanya Kak Ike dan Kenzo (tuna netra) sebagai vokalis. Suara mereka merdu dan pantas saja jika Santaro Band sudah manggung dimana-mana. Terakhir yang diceritakan kak Ike sih, manggung di Jogja dan Semarang. Keren kan, mereka ?

Sedangkan Kenzo, bocah kecil yang telah merajai dunia lomba nyanyi dan memenangkan beberapa perlombaan. 

Penutup

Mereka mengingatkanku pada satu momen. Dulu saat Bu Windi masih kuliah, mengunjungi SLB ( Sekolah Luar Biasa) yang mana, mereka dididik dan dibina oleh Pak Cipto ( kepala sekolah SLB di Semarang) dengan berbagai kelebihan yang dimiliki.

Meski mereka berada dalam keterbatasan. Mereka bisa mandiri bahkan bisa berkarya di tengah keterbatasan yang mereka miliki. 

Yuk, kita-sama-sama sebarkan berita baik ini. Menjadi pelopor kebaikan, terus  semangat menikmati hidup dan jangan lupa bersyukur. Melalui peringatan hari disabilitas Indonesia, semoga menjadikan kita semua makin bersyukur dan bersungguh-sungguh dalam berbuat kebaikan untuk sesama. 

Posting Komentar