Faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja
Daftar Isi
Sadar nggak, jika konten yang beredar di media sosial sekarang cenderung menjerumuskan ? Akibat trend dan sesuatu yang viral, stasiun televisi sekarang tidak lagi selektif dalam menerima iklan. Sebatas menayangkan tontonan yang jika dicermati memang hanya sebatas hiburan. Coba kita tengok tontonan di televisi beberapa tahun ke belakang. Ya, jika dibandingkan, jaman Bu Windi (sebagai ibu millenial), sangat jauh berbeda.
Jaman Bu Windi masih kecil, film kartun beragam, dan mengedukasi. Tak ada indikasi mempengaruhi penonton untuk saling menyerang, tembak-tembakan dan sebagainya. Sekarang, beda banget kan ? Yang ternyata, apa yang menjadi konsumsi sehari-hari, meski hanya sebatas tontonan sangat mempengaruhi karakter seseorang.
Sebenarnya, Bu Windi ingin mengajak teman pembelajar untuk menelaah lebih jauh. Apa sih sebenarnya, yang menyebabkan kenakalan remaja di era sekarang cenderung lebih kompleks?. Bahkan bisa dikatakan lebih kejam dari generasi sebelumnya ? juga bikin stress.
Pasti sudah pada tahu kan, jika media sosial sekarang sering memberikan informasi akan kenakalan remaja. Entah pembullyan yang berujung kematian, pacaran yang berujung saling menyakiti (fisik), serta kasus lain yang indikator penyebabnya bikin kita geleng kepala.
Teruntuk para orang tua, mari kita merenung sejenak. Dan, pastikan teman pembelajar baca artikel Bu Windi sampai selesai ya.
Fakta, Sikap Remaja di rumah dan di sekolah Beda
Bu Windi menyampaikan disini, sebagai praktisi ya. Bukan sebatas teori. Dengan niat tidak untuk menggurui melainkan ini juga sebagai pengingat Bu windi sebagai orang tua.
Cukup heran dan masih menyimpan tanda tanya secara pribadi. Jika menelusur lebih jauh, kenapa ya remaja seusia anak sekolah menengah pertama itu biasanya cenderung diam di rumah. Tapi, polah dan tingkahnya di sekolah justru berbeda.
Sebagai contoh:
Si A ini kalau dirumah manut sama orang tua. Diperintah saja langsung bergerak. Ada juga, yang kalau dirumah sering bantu orang tuanya menyelesaikan pekerjaan rumah. Seperti packing orderan online, menyapu dan lainnya. Ada juga yang lulusan sekolah dasar dengan basic agama bagus, tetapi ketika masuk dalam usia remaja awal (usia Anak SMP) justru menunjukkan perilaku yang tidak sesuai usianya.
Sering mengkonsumsi video dewasa, bahkan kalau di cek ke beberapa remaja di sekolah, isi handphonenya tersimpan beberapa video porno. Bahkan ada yang melakukan tindakan dari apa yang selama ini dikonsumsi ( video/ di media sosial).
Sehingga timbul pertanyaan : Apakah menempatkan anak di sekolah agama sudah cukup memberikan bekal anak untuk menjadi baik ?
Apakah dengan mengetahui sikap anak di rumah yang baik-baik saja tidak perlu bonding seperti di usia emasnya ?
Apakah dengan memberikan keleluasaan kepada anak mengoperasikan gadget dianggap sesuai jamannya , sehingga tak perlu pengecekan secara berkala?
Jujur, Bu Windi sering merasa khawatir akan perkembangan anak sendiri. Kadang terbawa arus sehingga mempengaruhi cara mendidik ke anak sendiri. Hiks. Mari kita ngobrol baik-baik disini.
Faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja
Kita bikin kesepakatan dulu, kalau mengontrol kenakalan remaja adalah tanggung jawab bersama. Bukan hanya keluarga dan sekolah, juga tugas pemerintah. Ibarat kata, lebih baik mencegah daripada mengobati, ya nggak ? Bukan pula anak yang selalu disalahkan.
Orang tua, manusia yang mendapat amanah terbesar dari Tuhan, juga perlu evaluasi. Sebab, anak adalah tanggung jawab kita ( orang tua) .
Berdasar beberapa sumber referensi, ada 2 faktor yang menjadi penyebab kenakalan remaja, secara internal . Diantaranya :
Krisis Identitas
Anak remaja memang sedang mencari jati diri. Mereka sering bingung menilai diri sendiri sebenarnya dirinya ini mau dibawa kemana. Masih suka ikut-ikutan trend. Terkait masa depan, mungkin mereka masih cukup jauh memikirkan. Lantaran hal itulah, peran orang tua sebenarnya penting disini. Menjadi teman terbaik bagi anak remaja dalam menemukan identitas dirinya.
Kontrol Diri yang lemah
Kontrol diri yang lemah, tentu akan memicu permasalahan yang terjadi. Apalagi jika ini terjadi pada anak remaja. Lingkungan yang tidak bagus, justru akan memicu kenakalan remaja berikutnya. Ibarat anak kecil yang belum bisa mengontrol emosinya, tantrumnya minta ampun. Ya nggak.
Dua hal ini, peran utama sosok keluarga sangat dibutuhkan. Jadi meraba pola asuh terhadap orang tua ke anak. Terkait ini, pasti setiap orang tua punya pola asuh terbaik di rumah. Apapun pola asuhnya, semoga bisa mengantarkan anak remaja kita pada sebuah kedewasaan. Anak remaja bisa menghadapi tantangan kehidupan dengan cara bijak. Diterima di lingkungan sosial dengan baik dan bisa hidup bermasyarakat.
Penyebab Kenakalan Remaja Secara Eksternal
Kurang perhatian dan kasih sayang
Perhatian dan kasih sayang orang tua ini tetap menjadi hal utama yang menjadi kebutuhan anak remaja. Apalagi seusia anak remaja cenderung lebih suka bergaul dengan teman-temannya. Kasih sayang dan perhatian ke anak remaja mesti pas takarannya. Mengingat kenakalan remaja sekarang lebih kompleks, akibat beberapa faktor juga yang melatarbelakangi.
Kurangnya pemahaman agama
Pemahaman ilmu agama dilengkapi aplikasi yang tepat, insha allah akan mengantarkan seorang dalam sebuah kebaikan. Orang, ketika punya niat jelek, ada rasa sungkan, terhadap apa yang selama ini dipelajari. Setiap agama, mengajarkan kebaikan. Semoga, dengan aplikasi pemahaman agama yang benar dan tepat, mengantarkan pada kemampuan diri untuk senantiasa menjadi pribadi yang taat pada agama.
Tempat pendidikan
Sependek pengetahuan, Bu Windi masih pensaran terkait tempat pendidikan yang tepat buat anak remaja. Pasalnya, Bu Windi sering mendapati lulusan sekolah dasarnya dari basic agama yang bagus, ternyata tak menjamin sikap anak remaja baik. Nyatanya, mereka juga bisa berulah.
Saya jadi berasumsi, bahwa sebaik apapun sekolah , pendampingan orang tua ke anak kurang, tetap ada peluang bagi anak remaja untuk bersikap nakal.
Penutup
Menjadi orang tua jaman sekarang memang tidak mudah ya. Beragam tantangan yang bakal kita temui selama proses menjadi orang tua. Bu Windi, selaku guru BK di sekolah, merasakan betul. Membersamai belajar anak di sekolah menuai beragam tantangan.
Anak cenderung caper di sekolah. Setelah dirunut, oh, ternyata, didikan dari rumah sangat mempengaruhi bagaimana anak remaja mengambil sikap. Oleh sebab itu, menjadi orang tua itu suatu amanah yang tidak mudah ya. Ilmu parenting harus terus di charge. Ini sebagai reminder Bu Windi juga (terutama).
Sangat senang, jika era sekarang masih bertebaran webinar, kulwap, kulzoom parenting. Itu artinya, masih banyak ibu milenial dan orang tua yang melek akan pentingnya ilmu parenting. Yuk, saling menguatkan parents.
Makanya peran orang tua sangat penting. Apalagi di usia remaja, orang tua bisa sebagai sahabat anak.
seperti pencabulan yang dilakukan anak di bawah umur
Saya setuju pentingnya pendampingan dan supaya ortu tega untuk menerapkan puasa gadget
Tapi mungkin dulu juga remaja nakalnya sampe banget juga ada yaa.. Tapi karena saat ini banyak sosmed, jadilah berita ini semakin mudah diakses dan membuat orangtua kudu melek dengan dunia pengasuhan yang sebenarnya.
Mari dekati dan rangkul remaja, agar tidak berperilaku diluar batas sehingga meresahkan.