Mengantisipasi Dampak Negatif Internet Bagi Remaja

Mengantisipasi Dampak Negatif Internet Bagi Remaja

Daftar Isi
Aku pengen ngomel-ngomel, melihat anak ngegame terus
tidak pernah belajar di rumah.
Kalau disuruh belajar, ya cuma buat syarat
Omelan emak-emak jaman now yang punya anak generasi Z.

kejahatan internet

Saya tidak habis pikir, bagaimana rasanya orang tua mendampingi belajar anak saat covid melanda. Segala aktivitas dilakukan di rumah. membuat anak merasa mudah bosan, dan justru tingkat stres para orang tua meningkat.

Saya, yang waktu covid anak masih balita juga merasa cukup keteteran buat aktivitas meriah dirumah. Ketemunya ya tembok dan itu-itu saja. Lantas, bagaimana rasanya, dengan orang tua yang tiap kali gerak, melihat anak menggunakan gadget,gadget dan gadget?

Remaja Beresiko Kecanduan Internet, Apakah Benar ?

Tidak bisa, semua disalahkan kepada remaja. Penggunaan handphone, lama tidaknya, tergantung juga pada aturan yang dibuat. Sejak kecil di umbar menggunakan gadget secara berlebihan, tanpa adanya pengawasan dan bimbingan akan mengundang rasa candu yang melebihi kecanduan narkoba. Itu artinya, remaja memang butuh diarahkan.

Survey yang Bu Windi lakukan, saat melontarkan pertanyaan "berapa jam kalian menggunakan gadget dalam sehari?". Mereka menjawab, minimal 6 jam bu.

Buat apa saja, waktu 6 jam dengan gadget? Buat scroll video di tiktok. Melihat story whastapp teman. Buat pacaran dan lainnya.

Aha, apakah setiap hari digunakan untuk itu-itu saja ? Duh, sangat mengerikan ya teman pembelajar ?

Mencerminkan kegiatan remaja masa kini, dihabiskan hanya untuk hiburan saja. Bukan untuk menunjang aktivitas belajar.

Sangat di sayangkan jika di rumah tidak ada pengawasan. Nantinya, akan mengundang banyak sisi negatif yang berimbas pada aktivitas belajar.

Remaja mengalami penurunan belajar. Tidak mudah fokus, sering mengantuk, lupa waktu, kecanduan gadget, hiperaktif, tidak punya sopan santun dan cenderung mager (malas gerak).

Pengaruh gadget yang di dukung oleh internet tanpa batas, memberikan dampak negatif yang cukup besar dari lini kehidupan remaja masa kini. Apa yang seharusnya kita evaluasi agar generasi peradaban tidak bobrok dan memiliki kualitas yang baik ?

Pendidikan dari Rumah, Mengawal Konsumsi Internet Tanpa Batas

Satu-satunya cara yang paling utama dan dilakukan, untuk mencegah kecanduan gadget adalah memberikan batasan yang bijak bagi anak dalam penggunaan internet.

Bisa diakali dengan membuat kesepakatan bersama antara anak dan orang tua. Peraturan tersebut di tulis dan di tempel di tembok, misalnya. Sekaligus menentukan sanksi yang diberikan agar anak menjadi disiplin. Akan lebih bagus lagi, jika sanksi tersebut anak sendiri yang menentukan. Jadi, kesannya tidak memaksa atau mengatur.

Pendidikan dari rumah, berperan penting membentuk habit yang nantinya menjadi kebiasaan menyenangkan yang ditaati anak. Dengan memahamkan, mengkonsumsi internet, tetap ada batasan waktunya.

Dampak Negatif Internet

dampak negatif internet

Masih teringat betul dalam balutan ingatan. Seorang Bapak ke sekolah, mengadukan anaknya yang kecanduan game. Takut, jika anaknya menjadi pecandu berat, tangannya gerak-gerak sendiri menirukan gaya ngegame.

Padahal, jika ditelusur, sebenarnya akar masalah itu muncul dari rumah. Kurang adanya komunikasi intens antara orang tua dan anak. Orang tua cenderung membebaskan segala tingkah anak bersama gadget, ketimbang anaknya keluar rumah, pulang malam dan terpengaruh oleh pergaulan bebas di luar.

Anak tersebut juga merokok. Diberi nasehat, justru menimpali dengan segudang omelan. Acuh-tak acuh. Tidak merespon dengan baik, apa yang di samkain oleh orang tua. Membuat kewalahan dan berujung pada tindak kekerasan fisik.

Membentak, memukul, menampar dan kekerasan fisik lainnya. Lantaran hal itulah, setan gepeng atau yang disebut handphone sangat memberikan dampak negatif yang begitu besar jika di awal tidak ada pembatasan.

Tidak ingin juga kan, membuat anak antipati dan hatinya tak berfungsi lagi. Mereka cenderung asyik bermain gadget hingga tak mengerti life skill dan keterampilan apa yang harus dimiliki untuk survive dalam kehidupan. Menyedihkan banget, mengetahui secuil kisah orang tua yang benar-benar pilu mengatasi screentime anak di era yang serba digital ini.

Mencegah Dampak Buruk Internet Makin Meroket

Membangun usaha yang nyata dan konsisten, butuh kerja sama yang tepat antara ibu dan bapak selaku orang tua di rumah.

1. Komunikasi terbuka

Usia remaja, jauh berbeda dengan usia anak-anak. Usia balita dan sekolah dasar, anak-anak masih bisa diawasi karena mereka menganggap masih butuh orang tua. Berbeda dengan anak remaja awal. Dunia mereka lebih asyik dengan temannya. 

Melalui media sosial, mereka sering membangun interaksi. Manakala pengawasan yang dilakukan tidak konsisten terhadap anak remaja, bisa-bisa mengambil alih peran orang tua hanya sebatas menjadi tempat meminta duit karena komunikasi terbuka tidak tercipta. Anak akan mendekat, jika butuh duit saja. Begitulah kira-kira.

Terlalu mengekang anak remaja dengan beragama aturan juga tidak baik. Justru mereka akan menarik diri dan semakin jauh. Membangun keterbukaan dengan anak, menjadi jalan yang bijak agar anak juga merasa diperhatikan. Sewaktu-waktu juga perlu mengecek sisi gadget anak sebagai langkah preventif, mencegah konten negatif yang terlalu sering dikonsumsi anak.

2. Pengawasan

Memberikan pengawasan dalam penggunaan gadget, bukan berarti sewaktu-waktu mengecek atau mengomeli anak mengakses ini dan itu. Lebih ke mengarahkan anak dengan hobi yang dia suka. Memberikan gambaran dampak positif dan negatifnya dalam mengkonsumsi internet, agar anak muncul kedewasaan dalam berpikir. Menggunakan internet, tidak hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan hiburan.

3. Aktivitas Bersama

Melakukan aktivitas bersama, menjadi kunci utama untuk tetap menjalin komunikasi efektif antara orang tua dan anak. Mereka perlu di dampingi dan diisi tangki cintanya agar mereka juga merasakan penuh kasih sayang tanpa adanya distraksi.

Akhir Kata

Kita tidak bisa melarang anak untuk stop menggunakan gadget karena kita sebagai orang tua geram akan aksinya yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain game, atau lainnya.

Minimal, kita bisa bersahabat dengan aktivitas anak. Memberikan pengawasan, pengarahan dan membangun komunikasi dua arah yang tidak bersifat mengekang. Mencermati dampak negatif internet bagi remaja, sangat nyata. Tugas kita sebagai orang tua adalah mengawal prosesnya. Bukan memusuhinya!













Referensi Pendukung

https://www.unpad.ac.id/2023/01/remaja-berisiko-kecanduan-internet-perlu-sadari-dampak-negatifnya

https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPTK/article/view/2890

10 komentar

Comment Author Avatar
3 Maret 2024 pukul 04.47 Hapus
Internet bagi remaja bagai simalakama ya kak bisa berdampak baik dan bisa juga berdampak negatif. Jadi orang dewasayag mendampingi harus bisa kasih pengertian supaya bijak menggunakan internet
Comment Author Avatar
3 Maret 2024 pukul 23.11 Hapus
Internet ibarat pisau bermata dua kok, di satu sisi menguntungkan di sisi lain merugikan, menanamkan ke anak-anak bijak dengan menggunakan teknologi ini memang penting banget agar mereka tahu batasannya, tetapi memang prosesnya tidak mudah
Comment Author Avatar
4 Maret 2024 pukul 18.20 Hapus
Di Era Digitalisasi saat ini, internet banyak memberikan dampak positif. Akan tetapi, dibalik itu banyak juga negatifnya jadi perlu banget untuk memberikan pemahaman kepada remaja agar bijak menggunakan internet. Orang tua juga harus melakukan pengawasan, karena memang betul anak remaja sedang dalam masa pubertas yang perlu pendekatan khusus.
Comment Author Avatar
4 Maret 2024 pukul 21.31 Hapus
Sebetulnya Internet ini dampaknya positif dan negatif ya, Bun. Apalagi di era yang serba digital ini. Tentunya nggak mau juga kalo si anak gaptek. Mungkin dengan mengarahkan anak dan memberitahu dampak negatif dari internet.
Comment Author Avatar
5 Maret 2024 pukul 02.10 Hapus
Internet itu ibarat pisau yang bisa membawa dua sisi yang berbeda, kalau ditangan chef pasti jadi karya, dan sebaliknya. Sama dengan internet, kalau bisa dimanfaatkan dengan baik maka bisa jadi sebuah karya dan kebermanfaatan.
Comment Author Avatar
5 Maret 2024 pukul 03.02 Hapus
Internet ibarat pisau, jika digunakan secara benar akan sangat bermanfaat, tapi kalau udah kecanduan aduh duh duh sulit dilepaskan, butuh sikap tegas sih kalau anak anak sudah over banget main internetnya
Comment Author Avatar
5 Maret 2024 pukul 06.30 Hapus
internet itu membawa kebaikan, namun di sisi lain ada pula dampak negatif yang ditimbulkannya, sayangnya kita pun tidak bisa langsung menyalahkan anak atau melarangnya untuk menggunakan internet, yang bisa kita lakukan memang harus bisa membersamai anak dalam menggunakan internet agar mereka bisa bijak dalam berinternet dan bukannya malah jadi kebablasan.
Comment Author Avatar
6 Maret 2024 pukul 07.35 Hapus
Internet seperti pedang bermata dua. Buat sebagian remaja, Internet menjadi gudang ilmu dan juga bisa mendatangkan penghasilan. Namun bagi sebagian remaja lagi malah menjadi gudang maksiat dan kehancuran.
Comment Author Avatar
9 Maret 2024 pukul 00.07 Hapus
Mau gimana lagi ya, mereka dari kecil hidup dalam lingkungan media sosial. Sekarang tinggal strategi bagaimana supaya remaja bisa bersosmed dengan baik dan bijak
Internet memang bak pisau bermata dua ya kak. Sebagai orangtua, sah-sah saja sebenarnya memberikan fasilitas gadget ke anak, tapi harus diimbangi dengan pengawasan dan diskusi agar apa yang mereka lihat tidak serta merta ditelan mentah-mentah