Cara Meningkatkan Soft Skill di Era Digital

Cara Meningkatkan Soft Skill di Era Digital

Daftar Isi
Soft skill dan hard skill adalah dua hal yang berbeda. Soft skill adalah, sudah Bu Windi tuliskan pada artikel sebelumnya.

Hard skill, bisa dipelajari melalui kursus atau ikut pelatihan terkait. Hard skill juga bisa ditempuh melalui pendidikan formal. Kalau soft skill, dipelajari lewat pengalaman.

Keduanya, memiliki orientasi yang sama, yaitu demi mencapai kesuksesan untuk masa depan. Mari, kita ngobrol bersama, cara mengembangkan soft skill di era digital.

soft skill adalah

Populernya, soft skill adalah keterampilan emosional yang dalam hal ini, seseorang memiliki keterampilan dalam mengatur waktu, mengelola stress, memimpin, berkomunikasi dan lainnya. Tertanam pada diri, yang itu mendukung kemampuan teknis atau profesi setiap individu.

Era digital, menuntut kemampuan manusia yang secara otomatis harus turut mengimbangi. Dalam hal kerja sama, bukan hanya sebatas dibutuhkan kecerdasan akademik saja. Atau keterampilan hard yang itu sangat dibutuhkan di lingkungamu. 

Tapi, ketika dirimu tak bisa mengkomunikasikan suatu hal dengan baik, kecerdasan akademikmu tak akan berarti ketika keterampilan emosional tak bisa turut berperan. 

3 Aspek yang Mempengaruhi Soft Skill

1. kecakapan mengenal diri (self-awareness)

Sebuah kecakapan yang menitikberatkan pada kemampuan diri sendiri untuk memahami diri. Baik itu kelemahan maupun kelebihannya. Menyadari perannya sebagai makhluk Tuhan yang maha esa. Serta memiliki kemampuan untuk selalu mengucap rasa syukur dan menjadikannya pada sebuah pembiasaan yang itu mendukung produktivitas seseorang menjadi pribadi yang bermanfaat. Lebih ke bagaimana memposisikan diri untuk memaknai setiap peran yang diberikan.

2. Kecakapan berpikir rasional (thinking skill).

Kecakapan berpikir bukan hanya sebatas kecakapan dalam menerima informasi. Kecakapan dalam mengkomunikasikan pernyataan, pendapat, masukan/gagasan/ide. Juga bisa menganalisis serta mengambil keputusan atas apa yang dipelajari/dihadapi. Memiliki kreativitas dalam mengambil keputusan dan tidak menyakiti hati orang lain. Apa yang diputuskan telah dipikirkan secara matang terlebih dahulu.

3. Kecakapan sosial (social skill).

Berkaitan dengan bagaimana seseorang memberikan kontribusi terhadap orang lain. Bagaimana cara mempengaruhi seseorang, memimpin, membangun kerja sama dan membangun empathy skill, dalam hal ini berkomunikasi bukan hanya sebatas menyampaikan tapi juga mempertimbangkan dari sisi kemanusiaan.

Kita perlu tahu, lawan bicara kita itu siapa orangnya. Bagaimana karakternya, sehingga kita bisa mengkomunikasikan sesuatu dengan cara yang tepat.

5 Cara Meningkatkan Soft Skill dengan Mudah

Berkomunikasi Secara Tatap Muka Baik Offline Maupun Online

Baik offline maupun offline, mempunyai seni komunikasi yang berbeda. Akan lebih mudah mengkomunikasikan sesuatu secara offline. Bisa bertatap muka, tahu gestur tubuhnya dan tahu betul bagaimana lawan bicara kita merespon.

Secara online, juga demikian . Hanya saja terpisah oleh jarak. Video call misal, Kita masih bisa menyampaikan informasi secara utuh. Beda kalau beru[a panggilan. Yang kita dengar, hanya suara saja.

Meski demikian, keduanya tetap bisa diasah. Seiring berjalannya waktu, keterampilan berkomunikasi semakin memberikan kesan yang baik. Secara teknologi, apapun media komunikasi bukan menjadi pembatas. Kuncinya, tetap ada pada orangnya. Bagaimana mengkomunikasikan informasi denganc ara yang indah. Bisa diterima oleh lawan bicara dengan ramah.

Mau Menerima Masukan dan Mengolahnya

Masih berkaitan dengan berkomunikasi. Semakin tahu, bagaimana olah rasa dari berkomunikasi, semakin memudahkan dalam menerima masukan atau sebaliknya. Tidak bisa diukur, tapi ini bisa di rasakan oleh masing-masing. Pasalnya, tidak semua orang mau menerima masukan. 

Tidak setiap orang, mau menerima kritikan. Meski itu adalah dari orang yang dikenal. Apalagi dengan orang yang belum kita pahami seluk beluknya. Butuh kesadaran dan pemahaman untuk saling mau menerima.

Membiasakan Diri dengan Segala Perubahan

Perubahan, itu mutlak terjadi. Tidak akan bermasalah tatkala kita, sebagai manusia mau dan mampu menerima segala perubahan itu. Bagaimana seseorang mampu merespon segala perubahan itu dengan rasa legowo. Bijaksana dalam menghadapi kenyataan. Sehingga butuh adaptasi yang berproses. Segala sesuatu yang bukan atas dasar kemauan sendiri, jatuhnya akan terkesan memaksa. Membuat kita sakit, dan jatuhnya sakit hati.

Fokus Pada Ketrampilan yang Ingin diasah

Memfokuskan pada satu hal yang ingin dikembangkan. Sebagai contoh, ketika dirimu masih mudah marah saat ditegur teman, sebab responmu yang cenderung membuat temanmu enggan sharing/ ngobrol ? Bisa jadi, ada sesuatu hal yang dalam merespon hal tersebut, membuat teman di sekitarmu tidak nyaman. Dendam, malas untuk melakukan tabayyun. Sehingga terjadi bentrok alias kontra dalam membangun kerja sama. 

Skill merespon dalam hal ini disebut sebagai skill berkomunikasi, butuh ditingkatkan. Stress hlo, jika pada saat kerja sama, tim yang kita bangun tidak mau bekerja sesuai tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing. Memfokuskan untuk mempertajam keterampilan berkomunikasi, bisa teman-teman fokuskan dalam setahun ini untuk upgrade ilmunya.

Mengamati

Mengamati, bukan berarti mencela apapun itu kepada teman kita. Belajar dari teman-teman , bagaimana mereka merespon dan mengambil keputusan terhadap suatu masalah. Hal ini bisa dipelajari dan dirasakan. Ada sentuhan yang secara tidak langsung, cara penyampaian turut berpengaruh. Dengan membaca biografi para tokoh, misalnya. Mencermati kepengurusan dalam sebuah organisasi. Bisa menjadi referensi dan gambaran bagaimana kita bersikap.

Media paling murah, untuk mengasah sof skill adalah mengikuti beragam kegiatan sosial. Selain mendpatkan pengalaman, teman dan ilmu, soft skillmu akan terasah seiing berjaannya waktu. Dalam berorganisasi, banyak hal yang dipelajari. Bukan hanya sebatas jabatan yang diinginkan.

Kemampuan dalam merespon, menganalisa, mengemukakan pendapat, mengolah informasi dan mengambil keputusan akan bisa dijalani dengan penuh rasa lega.

Akhir Kata

Pergolakan hati maupun pro dan kontra dalam meningkatkan soft skill diri itu hal biasa. Bagaimana cara kita merespon dan mau belajar menjadi pribadi yang menyenangkan menjadi sebuah hukum alam. 

soft skill dan hard skill

Soft skill bukan lagi hal penting yang harus disadari. Merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi. Era digital yang semakin berkembang, kemampuan manusia dalam merespon perkembangan itu sangat dibutuhkan. 

Sekarang, waktunya mengasah keterampilan soft skill kita untuk mencapai produktivitas yang bermanfaat.

11 komentar

Comment Author Avatar
11 Maret 2024 pukul 02.51 Hapus
Walau singkat tapi daging banget tulisannya. Di era modern yang orang bisa kerja dari rumah kayak sekarang, setuju banget kalo soft skill bisa dibilang penting banget. Sayangnya society kita (atau akunya aja ya yang dulu cemen) kayak yang ditulis masih suka menganggap remeh. Kalau ada orang yang belajar bahasa asing, orang kitanya yang lebih sering bikin mental down haha. (balik-balik mungkin akunya yang cemen). Padahal kl ke LN dan ngomongnya belibet, mereka sangat respek dan berusaha untuk mengerti dengan apa yang diomongin.
Bersahabat dengan perubahan ya, ini penting banget sebagai pembuka jalan soft skill kita. Banyak senior yang susah menerima perubahaan, jadinya ya gitu-gitu aja melulu, nggak ada perubahan, lama-lama disalip para junior, marah :D
Comment Author Avatar
11 Maret 2024 pukul 19.00 Hapus
Menerima perubahan dan mengikuti perkembangan selama tidak melanggar norma yang ada dan agama. Mengikuti perkembangan jaman bikin kita jadi unggul.
Comment Author Avatar
11 Maret 2024 pukul 19.09 Hapus
Menguasai soft skills tuh penting banget menurut saya. Salah satu elemen yang menyempurnakan hard skills yang sudah kita miliki. Apalagi sekarang dunia ilmu sosial juga harus bisa mengimbangi logika dan science. Jadi gak boleh dianggap sebagai second option.
Comment Author Avatar
11 Maret 2024 pukul 20.11 Hapus
Soft skill ini memang harus terus kita tingkatkan ya, Mbak. Apalagi semua memang bersumber pada diri kita. Kita yang paling tahu diri sendiri. Apa saja yang harus dibenahi dan ditingatkant. Karena nantinya akan seiring dengan Hard skill itu. Hasilnya pun akan maksimal.
Comment Author Avatar
11 Maret 2024 pukul 20.31 Hapus
Soft skill ini sangat penting
Soft skill bisa membantu kita dalam mencapai kesuksesan ya mbak
Comment Author Avatar
11 Maret 2024 pukul 21.01 Hapus
fokus sama skill yang sedang dijalani, berarti sebisa mungkin satu-satu dulu kali ya memantapkan sebuah keterampilan. kalau udah mahir baru bisa ditambah dengan skill yang lain
Comment Author Avatar
11 Maret 2024 pukul 22.42 Hapus
Jadi inget keluarga yang mati bunuh diri dari lantai 22 apartemen Penjaringan Jakarta
Menurut saya sih mereka melakukannya karena gak memiliki soft skill bertahan hidup, yaitu Adversity Quotient
Andai kepala keluarga tersebut memiliki Adversity Quotient , dan mengejarkan pada kedua anaknya, pasti hidupnya gak berakhir dengan bunuh diri
Comment Author Avatar
11 Maret 2024 pukul 23.43 Hapus
Softskill ini luas sekali dan kompleks.
Jika anak-anak diberi contoh yang baik dalam lingkungan yang baik pula, maka akan terbentuk karakter yang tangguh.
Comment Author Avatar
12 Maret 2024 pukul 01.28 Hapus
Soft skill ini penting banget ya, mba. Kalo bisa cepat beradaptasi dengan segala perubahan, insya Allah hidup jadi lebih mudah dan pencapaiannya juga bakalan berkembang pesat
Comment Author Avatar
13 Maret 2024 pukul 05.53 Hapus
Betul.. softskill ga boleh diabaikan... softskill buatku justru menunjang capability ku yang lain.. seni bertahan hidup di era gempuran semua sisi hehe..