Ragam Wawancara Jurnalistik dan Manfaatnya

Ragam Wawancara Jurnalistik dan Manfaatnya

Daftar Isi
Teknik wawancara jurnalistik, skill yang memudahkan kita dalam menggali informasi dari narasumber. Guna melengkapi berita yang bakal kita publish di media sosial. Berita yang akan ditayangkan di media sosial, harus layak konsumsi dan bisa dipertanggung jawabkan.

Jurnalis dan jurnalistik

Public figur ternama, Najwa Shihab, salah satu jurnalis yang memiliki kepiawaian mumpuni dalam hal wawancara. Bisa menjadi contoh.

Diksi-diksi yang sering beliau ucapkan, buah kata pemikiran liarnya akibat kebiasaan membaca buku dengan segala genre. Jika diibaratkan otak komputer, pentiumnya sudah berskala kekinian.

Mantan Duta Baca Buku ini, tentunya, mendapati kepiawaian yang sekarang karena banyak latihan. Banyak membaca referensi dan sering diskusi. Apakah untuk menguasai teknik wawancara yang bagus itu harus banyak latihan ?
Kemampuan apapun yang tidak pernah diasah bakal tumpul.

Apa yang Dimaksud Wawancara ?

Wawancara adalah proses tanya jawab dari interviewer (pewawancara) kepada interviewe (yang diwawancarai) untuk mendapatkan informasi akurat, padat dan jelas. Biasanya, wawancara digunakan sebagai pendukung referensi tulisan, riset, pelengkap berita atau bikin konten.

Wawancara melibatkan siapa yang akan diwawancarai. Informasi apa yang akan digali sedetail-detailnya. Oleh sebab itu, dalam melakukan wawancara, butuh yang namanya persiapan.

Pembahasan disini, berbicara terkait wawancara yang dilakukan oleh pelajar untuk menggali informasi apa yang dibutuhkan dalam meliput berita di sekolah.

teknik wawancara jurnalistik

Persiapan Wawancara

1.Menyiapkan topik wawancara

Menyiapkan topik wawancara menjadi hal utama penting yang memudahkan dalam pelaksanaan wawancara. Sebagai bukti kesiapan wawancara, mencari data ini harus dipersiapkan dulu dengan detail. Menyiapkan topik wawancara memudahkan untuk menentukan narasumber yang cocok.

2. Menyiapkan bahan terkait topik

Minimal, pewawancara sudah mengantongi bahan informasi lengkap akan topik yang dibahas. Entah itu berdasar observasi pribadi, dan lainnya. Sebagai penyeimbang antara interviewer dengan interviewee. Ada keseimbangan dalam tanya jawab.

3. Memilih Narasumber

Sebagai interviewer yang baik, mencari bahan pendukung yang lengkap memudahkan dalam perkara memilih narasumber. Akan terbersit sosok profil seperti apa yang cocok untuk digali lebih dalam akan topik yang diangkat.

4. Menghubungi Narasumber

Menghubungi narasumber bisa melalui pesan maupun telepon di nomor whatsappnya. menjelaskan secara gamblang maksud dan tujuan kamu, serta meminta ijin perihal waktu dan kesepakatan. Atau, dengan menemuinya langsung dan menyampaikan dengan tutu kata sopan.

5. Menyusun daftar pertanyaan

Wawancara ini masuk dalam kategori seni mendengarkan. Mendengarkan, menyimak dan mencatat semua informasi yang disampaikan, jangan menambah atau mengurangi yang membuat muatan bahan tidak berbobot. Senada dengan jenis wawancara, menyusun daftar pertanyaan ini bukan kewajiban yang harus dipenuhi. Justru memudahkan pewawancara, apabil takut jika informasi penting yang seharusnya ditanyakan, justru terlewatkan.

Wawancara terstruktur, menyiapkan deretan pertanyaan tertulis sebelum pelaksanaan menjadi ciri khas wawancara terstruktur.
Wawancara tidak terstruktur, meski tidak membuat list pertanyaan terlebih dahulu, membaca semua informasi terkait topik pembahasan sangat diperlukan. Bahan tanya jawab menjadi wajib, untuk menggiring obrolan sesuai konteksnya.
Wawancara semi terstruktur, wawancara yang separo menggunakan list pertanyaan yang sisanya mengikuti apa yang interviewe sampaikan. Dengan tetap membaca literatur terkait sebelumnya.

6. Menyiapkan diri secara matang,dan alat yang dibutuhkan

Mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Selain memenuhi poin 1 sampai 6, berpenampilan menarik, sopan dan rapi cukup merepresentasikan kesiapan kita sebagai interviewer

7. Melakukan wawancara sesuai panduan

Persiapan yang matang, insha allah memberikan kemudahan untuk meminimalisir hambatan yang terjadi.

Ragam Wawancara Jurnalistik dan Manfaatnya

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan informasi akurat dan valid. Tidak melulu harus bertatap muka langsung, ragam wawancara jurnalistik ini tentu memiliki kelemahan dan kelebihan.

1. Wawancara On the Spot

Misal ada kecelakaan, tidak mungkin kita menyajikan berita di esok harinya. Wawancara on the spot, interviewer harus berada di tempat. Memberikan informasi yang akurat dan tajam untuk mengedukasi masyarakat percaya dengan berita yang kita sajikan.

Kelemahannya, dalam kondisi darurat atau kondisi apa adanya, narasumber akan memberikan informasi apa adanya berdasarkan kejadian. Interviewer harus mampu membuat narasumber percaya, siapa dirimu dan apa tujuan yang bakal kamu sampaikan agar narasumber berkenan.

2. Konferensi pers

Dilakukan bersama dengan media lain, yang mana interviewer (wawancara) biasanya ada undangan dari narasumber. Konferensi pers digelar untuk media klarifikasi atas berita yang tersebar. Sesi tanya jawab akan diberikan usai narasumber memberikan penjelasan.

Secara keseluruhan, pada konferensi pers, tidak ada hal yang disembunyikan. Sebagai jurnalis, harus bisa mengemas apa yang didapatkan di konferensi pers menjadi berita yang menarik. Kamu, hanya akan mendapatkan kesempatan bertanya dalam waktu singkat

3. Wawancara By Phone

Karena keterbatasan waktu dan jarak yang sulit untuk ditempuh, sedangkan, berita butuh waktu cepat untuk dipublish. Wawancara by phone biasanya terjadi pada narasumber yang susah ditemui. Cuma, ya itu, sebagai wartawan, tidak bisa melihat gestur tubuh dan gerak-gerik narasumber.

4. Wawancara Online

Kurang lebih sama dengan wawancara by phone. Melalui zoom, google meet, atau via video call whatssapp wawancara tetap bisa berjalan. mengandalkan jaringan dan kesediaan narasumber, turut menjadi penentu kelancaran tanya jawab

5. Wawancara Tertulis

Wawancara tertulis, narasumber diberi sederet pertanyaan tertulis oleh jurnalis. Narasumber, punya cukup waktu untuk menjawab yang tidak harus segera.

6. Wawancara Vox Pops

Wawancara yang dilakukan di ruang publik. Di jalan, pasar, di terminal atau mungkin bisa jadi di bus. Yang mana pewawancara (jurnalis) ingin mendapatkan informasi secara spontan atas suatu kebijakan

7. Live Interviews

Dalam bentuk talk show, atau dalam sebuah acara, narasumber dihadirkan sebagai pelengkap acara untuk mendapatkan kabar terkini akan topik yang dibahas dalam acara live.

8. Doorstop

Biasanya, jurnalis mencegat narasumber di depan mobil, atau di depan pintu ruangan setelah narasumber keluar dari tempat tersebut. Dilakukan sengaja oleh jurnallis guna menambah kelengkapan data dan benar.

9. Wawancara insidental

Kebetulan, dalam sebuah acara pernikahan, buka bersama, jalan-jalan, atau di kegiatan sosial dan disitu ada narasumber terkenal (artis, pejabat). Secara dadakan pertanyaan itu disampaikan ke narasumber untuk memenuhi rasa keingintahuan. Dan mungkin, ada sisi unik yang belum pernah diketahui publik.

10. Wawancara sesuai perjanjian

Janjian dulu, identik wawancara dengan perjanjian ini dengan narasumber sembarang orang. Baik itu pemulung, petugas pelayanan atau yang lainnya. pewawancara, baiknya mengomunikasikan dulu topik, waktu dan lainnya agar narasumber ada kesiapan. Informasi yang diberikan juga sesuai dengan harapan.

Akhir Kata

Next, pada tahap wawancara jurnalistik ini bakal bu windi lanjut dengan tulisan "menjadi jurnalis di sekolah. Minimal, dari tulisan ini, teman pembelajar bisa memahami dulu apa itu wawancara, jenis wawancara dan teknik wawancara sebagai jurnalis.






Referensi Pendukung

https://www.gramedia.com/literasi/langkah-mempersiapkan-wawancara/
https://www.gramedia.com/literasi/wawancara/#google_vignette
https://www.lspr.ac.id/apa-itu-jurnalis-dan-tugasnya/




Posting Komentar